BONE, BERITABONE.COM-- Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) merupakan salah satu ajang bergengsi pada tingkat nasional. Lolos pendanaan pada ...
BONE, BERITABONE.COM--Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) merupakan salah satu ajang bergengsi pada tingkat nasional. Lolos pendanaan pada program ini merupakan hal yang sangat diidam-idamkan banyak mahasiswa.
Bagaimana tidak jika program ini saja mampu meningkatkan grade perguruan tinggi dalam bersaing secara nasional. Hal yang sama dirasakan oleh Universitas Muhammadiyah (UNIM) Bone.
Kembali lagi, kampus biru kebanggaan ini berhasil meloloskan 9 tim pada ajang kompetisi PKM. Salah satu tim yang menjadi fokus utama adalah tim PKM riset sosial humaniora yang diketuai oleh Sartika Sari Dewi. Mahasiswa dari prodi Teknologi Pendidikan ini berkolaborasi dengan mahasiswa Pendidikan Matematika, Andi Rosdaliani dan Teknologi Pendidikan, Nurhasanah mengangkat permainan tradisional Bugis Mabbenteng sebagai strategi dalam pembelajaran.
Kelolosan proposal yang diajukan oleh tim PKM ini tidak lepas dari bimbingan bapak Dr. A. M. Irfan Taufan Asfar, MT., M.Pd, dimana beliau telah berhasil membimbing beberapa tim mahasiswa lolos PKM sejak tahun 2018, bahkan sampai ke ajang pimnas.
"Riset yang sangat unik, permainan yang sering dimainkan anak-anak ternyata memiliki filosofi dan landasan kuat yang tepat diterapkan dalam pembelajaran. Permainan atau lebih akrab disapa turnamen merupakan hal yang memang diperlukan dalam pembelajaran, agar jiwa solidaritas siswa dalam berkompetisi dapat ditingkatkan," tutur Irfan selaku dosen pembimbing, Selasa (28/6/2022).
Sartika mengaku bersyukur atas keberhasilan nya lolos dalam pendanaan.
"Alhamdulillah, riset yang kami ajukan berhasil lolos pendanaan tahun ini. Saya sangat terharu atas pencapaian yang saya peroleh ini, karena merupakan pertama kalinya saya bisa lolos PKM dengan posisi sebagai ketua tim," tutur Sartika.
"Saya sangat berharap, tim kami dapat bertahan hingga ke jenjang pimnas dengan memperkenalkan riset kami yang unik ini, hingga nantinya dapat di replikasi oleh sekolah-sekolah ternama yang memang masih rendah pada kemampuan berpikirnya, karena pembelajaran yang menyenangkan tidak hanya tentang teori, bermain sambil belajar merupakan inti utama dalam menghidupkan suasana pembelajaran," sambung Sartika. (*)