BONE, BERITABONE.COM --Menanggapi video yang beredar ditengah masyarakat yang memperlihatkan orangtua siswa mendatangi Sekolah Menengah Keju...
BONE, BERITABONE.COM--Menanggapi video yang beredar ditengah masyarakat yang memperlihatkan orangtua siswa mendatangi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN 5 Bone) sambil marah-marah, Andi Budiharsono, S.Pd, M.Pd selaku Kepala UPT SMKN 5 Bone mengatakan kalau itu hanyalah mis komunikasi.
"Orangtua siswa tersebut mendapat kabar kalau anaknya tidak naik kelas dan datang kesekolah meminta penjelasan. Dan kami jelaskan bahwa, informasi yang didapatkan itu merupakan informasi keliru. Karena pada dasarnya tidak ada siswa yang tinggal kelas, akan tetapi semuanya naik kelas. Memang ada sejumlah siswa termasuk anak dari orangtua yang datang itu akan dilakukan pembinaan lebih intens lagi," ungkapnya saat ditemui diruang kerjanya pada Rabu 17 Juli 2024.
Lanjut dijelaskan, kami tengah menggalakkan sebuah program dalam menangani Anak Tidak Sekolah (ATS). Sebagaimana arahan Disdik Sulsel, 1 guru untuk 2 ATS usia 14-21 tahun untuk difasilitasi agar bisa kembali melanjutkan pendidikannya. Pilihannya, bisa disekolah ataupun melalui PKBM atau kejar Paket C.
"Dengan program tersebut, justru saat ini kita tengah serius berupaya agar anak-anak kita tidak sampai putus sekolah termasuk agar siswa tidak ada yang tinggal kelas dengan catatan pihak orangtua melakukan pendampingan serta pembinaan yang lebih ekstra lagi kepada para siswa, dan itu telah kita jabarkan kepada semua orangtua/wali siswa," imbuhnya.
"Kami mau bilang bahwa, kami baik-baik saja. Semua kegiatan dan aktifitas sekolah berjalan sebagaimana mestinya," lanjutnya.
Orangtua siswa yang terdapat dalam video saat ditemui mengatakan kalau kedatangannya kesekolah hanya ingin mempertanyakan lebih jelas terkait informasi yang didapatkan dan sama sekali tidak bermaksud ingin seperti apa yang terlihat dalam video.
"Kita datang dengan baik-baik meminta penjelasan kepada pihak sekolah dan akhirnya semua sudah dijelaskan serta kita pahami, dan kita anggap semuanya sudah selesai. Namun yang membuat kami merasa kesal ketika ada yang melakukan perekaman video bahkan sampai menyebarkannya," ungkapnya.(edy)