BONE, BERITABONE.COM-- Mantan Anggota DPRD Kabupaten Bone periode 2019-2024, Fahri Rusli menghadiri kampanye paslon BerAmal nomor urut 3 di ...
BONE, BERITABONE.COM--Mantan Anggota DPRD Kabupaten Bone periode 2019-2024, Fahri Rusli menghadiri kampanye paslon BerAmal nomor urut 3 di kediaman anggota DPRD Bone yang juga Ketua Fraksi Nasdem, Andi Heryanto Bausad, Senin (14/10/2024), malam.
Saat sedang bersantai menanti makan malam, Fahri Rusli mengungkap rasa pesimisnya terhadap program salah satu paslon Bupati Bone mengenai pemberian uang senilai Rp7 juta per Kepala Keluarga (KK).
"Masyarakat harus diedukasi supaya paham mana visi misi yang sejalan dengan RPJPD dan RPJMD karena tidak serta merta ketika paslon keluarkan visi misi berupa janji politiknya kedepan, itu bisa terealisasi. Contoh, janjikan fresh money yang pada dasarnya belum bisa kita pertanggungjawabkan regulasinya," beber Fahri.
Fahri menambahkan bahwa secara logika, APBN saja yang nilainya fantastis belum tentu mampu, sedangkan ini menjanjikan diatas Rp5 juta keatas, menurut Fahri tidak rasional sama sekali.
"Itu tidak rasional, uangnya darimana. Visi misi itu harus berdasar bukan angan-angan semata. APBN dan APBD itu ada rulesnya, harus dipelajari apakah mampu direalisasikan," lanjut Fahri.
Ia mengungkapkan, sebelum berakhir jabatannya di DPRD sempat meramu Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
"Sebelum visi misi harusnya RPJPD dijadikan rujukan agar sejalan dengan RPJMD nantinya. Dengan kondisi Bone hari ini, bukan pesimis, tapi saya khawatir tidak mampu direalisasikan. Hitung-hitungannya sangat sulit apalagi jika tanpa syarat nantinya," terang Fahri.
Dari data terakhir, Fahri mengungkap di Kabupaten Bone ada 200 ribu Kepala Keluarga (KK) dan jika dikalikan Rp7 juta, APBD tidak akan mampu. Fahri lebih optimis dengan program Paslon BerAmal, yaitu pengadaan seragam sekolah SD dan SMP gratis.
"Kalau program seragam sekolah gratis, itu realistis karena nilainya tidak seberapa dan hanya dianggarkan pada tahun pembelajaran baru. Rasional saja kalau fresh money, kita lihat apakah mampu nantinya. Sebagai orang yang pernah dibanggar, saya rasa ini sulit direalisasikan," tutupnya. (*)